RSS

tugasku ikatan ion dan senyawa ionik









tugasKU Termokimia















TugasKU 1. Aplikasi Stoikiometri








karakterKU (6. Memiliki Prinsip Hidup)


6. Memiliki Prinsip Hidup
Memiliki prinsip hidup itu sangat penting karena prinsip hidup adalah dasar dan pondasi hidup kita sebagai manusia. Memiliki prinsip hidup berarti kita memiliki tujuan hidup. Dengan prinsip hidup, kita jadi tau mana hak yang harus kita dapatkan dan mana bathil. Saya memang mempunyai umur yang masih muda tetapi saya sudah memiliki prinsip hidup dalam diri saya. Yaitu jangan pernah mau berdiri diatas kalo belom pernah berdiri dibawah. Dengan prinsip yang saya miliki itu terkadang jika saya merasa lelah akan semua yang ada didalam hidup saya, pasti saya teringat akan prinsip hidup yang saya miliki karena jika ingin kesuksesan semua berasal dari bawah dan dengan memiliki prinsip hidup membuat saya merasa akan hal positif dalam hidup saya.
Dengan adanya prinsip hidup membuat diri menjadi jelas,terarah dan positif karena adanya pondasi hidup. Adanya prinsip hidup menguntungkan untuk diri sendiri dan kedepannya akan menguntungkan orang lain juga. Suatu prinsip di jalankan karena ingin mendapat tujuan oleh karena itu jika tujuan ingin saya raih saya harus memafaatkan waktu sebaik mungkin untuk hal yang berguna.
Dan saya juga mempunyai prinsip yang kedua yaitu menyadari bahwa didunia ini tidak ada yang lebih pintar dan lebih hebat kecuali Allah SWT. Karena saya sebagai manusia harus seperti padi yang berisi makin menunduk yaa saya sadar akan itu, apa yang saya lakukan apa yang saya dapatkan itu semua bukan karena prisip ataupun tujuan hidup semata saja, tetapi ada campur tangan Allah dalam semua hal yang saya lakukan. Saya percaya jika apa saya inginkan itu semua bisa tercapai dengan adanya prisip yang saya jalankan secara konsisten dengan bantuan Allah SWT.
Karena pada dasarnya saya tidak akan mendapatkan tujuan yang saya inginkan kalau saya tidak menjalankan prinsip hidup saya secara konsisten dan tanpa bantuan Allah SWT. Oleh karena itu saya menyadari akan kuasa Tuhan (Allah SWT).

Meringkas Jurnal

Magdalena Praharani Surya Ningrum
41614010030 

PENENTUAN WAKTU FERMENTASI OPTIMUM PRODUKSI XILANASE DARI Trichoderma viride MENGGUNAKAN SUBSTRAT KULIT APEL DAN KLOBOT JAGUNG DENGAN FERMENTASI SEMI PADAT

Nufida Tri Febrianti, Sutrisno, Danar Purwonugroho

Volume 1 No 2 (2014) pp. 168 – 174


Abstrak

uXilanase dapat diproduksi melalui fermentasi semi padat menggunakan substrat kulit apel dan klobot jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu fermentasi dan jenis substrat optimum produksi xilanase dari Trichoderma viride. Waktu fermentasi dan jenis substrat optimum ditentukan dengan cara mengukur aktivitas dan kadar xilanase pada variasi waktu fermentasi dengan substrat kulit apel dan klobot jagung. Aktivitas xilanase ditentukan dengan cara mengukur gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi enzimatis secara spektrofotometri dengan menggunakan reagen DNS, dan kadar xilanase ditentukan secara spektrofotometri menggunakan reagen Biuret. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu fermentasi optimum produksi xilanase dari Trichoderma viride menggunakan fermentasi semi padat adalah 60 jam dan jenis substrat yang optimum yaitu klobot jagung dengan aktivitas dan kadar protein berturut-turut 20, 875 U dan 14,6 mg/mL

Kata Kunci
aktivitas xilanase, jenis substrat optimum , kadar protein xilanase

Pendahuluan
uXilanase adalah enzim yang mampu menguraikan xilan menjadi xilo-oligisakarida dan xilosa . Xilanase dapat dihasilkan dari mikroorganisme seperti jamur dan bakteri. Xilanase dapat dihasilkan melalui proses fermentasi oleh mikroorganisme. Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan kemampuan mikroba untuk menghasilkan metabolit primer dan sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Fermentasi semi padat adalah salah satu cara fermentasi substrat pada kondisi kelembaban tinggi dengan media pertumbuhan yang ketersediaan airnya tercukupi. Penelitian yang dilakukan oleh Hoda, dkk menunjukkan bahwa aktivitas xilanase yang diproduksi dari substrat klobot jagung dan Trichoderma viride hasil isolasi jerami padi sebesar (03,7 ± 0,30) Ug substrat-1.. Waktu fermentasi optimumnya adalah 2 hari dengan aktivitas xilanase sebesar 24,22 Ug substrat-1. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang penentuan waktu fermentasi optimum produksi xilanase dari Trichoderma viride menggunakan substrat klobot jagung dan kulit apel dengan fermentasi semi padat


Metode penelitian

Bahan dan Alat


 Bahan penelitian yang digunakan adalah kultur murni kapang Trichoderma viride yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Brawijaya, klobot jagung manis dan kulit apel varietas Manalagi. Bahan kimia yang digunakan memiliki kualitas pro analis (pa), antara lain: CH3COOH, CH3COONa, NaCl, KCl, MgSO4, NH4Cl, K2HPO4, KH2PO4, H3BO3, MnCl2.7H2O, FeSO4.7H2O, Na tartrat, CuCl2, ZnCl2, CoCl2, Na2MoO4.2H2O, CaCl2, (NH4)2SO4, MgSO4.7H2O, asam oleat, urea, asam dinitrosalisilat, dextrosa dan akuades. Bahan kimia dengan kualitas for microbiology antara lain: tepung agar, pepton, xilan, kasein

Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat alat gelas, jarum ose, pengaduk magnet, oven, ayakan 40 mesh, alumunium foil, kapas steril, pH universal, pH meter, kertas saring Whatman no.40, blender, neraca analitik (Mettler Toledo AL 204), neraca analitik (Bosch PE 620), autoklaf, (All American Model 20X), inkubator (Heraeus Type B 5042), penangas air (Memmert W 200), shaker (Edmund Buhler SM 2524B), Laminar air flow, sentrifuge dingin (Juan MR 1889), pemanas listrik (Janke-Kunkel) dan spectronic 20, kuvet.

Prosedur penelitian

uPembuatan Larutan Media Basal

Ditimbang 0,713 g H3BO3; 0,450 g MnCl2.7H2O; 0,735 g FeSO4.7H2O; 0,443 g Na tartrat; 0,008 g CuCl2; 0,005 g ZnCl2; 0,010 g CoCl2; 0,005 g Na2MoO4.2H2O, dilarutkan dalam 50 mL akuades dan diaduk hingga padatan terlarut sempurna dalam gelas kimia 250 mL.
Larutan tersebut disterilkan di autoklaf pada temperatur 121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit. Larutan tersebut disebut dengan larutan logam renik.

Optimasi Produksi Xilanase
Trichoderma viride yang ditumbuhkan dalam media padat miring (pH 5) selama 6 hari disuspensikan ke dalam 10 mL akuades steril, lalu suspensi diambil sebanyak 2 mL dan ditanam di dalam erlenmeyer yang berisi 13 mL media cair steril. Media tersebut diinkubasi dalam shaker hingga mencapai pertengahan fase logaritma (jam ke-36).

uIsolasi Xilanase
Substrat yang sudah difermentasi ditambah 10 mL buffer asetat pH 5,0, lalu dihomogenkan dengan menggunakan stirer dan disentrifugasi pada 3000 rpm dan temperatur 4 oC selama 20 menit. Supernatan yang dihasilkan merupakan ekstrak kasar xilanase

Penentuan Aktivitas Ekstrak Kasar Xilanase
Larutan yang terdiri dari 1 mL substrat xilan 1% (b/v), 1 mL ekstrak kasar xilanase, 1 mL buffer asetat diinkubasi pada temperatur 60 oC selama 50 Larutan yang dihasilkan diukur absorbansinya menggunakan spectronic 20 pada panjang gelombang 485 nm. Kadar gula pereduksi yang dihasilkan ditentukan dengan cara memplotkan absorbansi yang diperoleh ke dalam persamaan regresi kurva baku gula pereduksi yang telah dibuat sebelumnya. Satu unit aktivitas enzim diartikan sebagai 1 µg xilosa yang dihasilkan per menit per mL enzim. menit. Larutan tersebut ditambahkan 2 mL reagen DNS dan dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 15 menit. Larutan yang dihasilkan diukur absorbansinya menggunakan spectronic 20 pada panjang gelombang 485 nm. Kadar gula pereduksi yang dihasilkan ditentukan dengan cara memplotkan absorbansi yang diperoleh ke dalam persamaan regresi kurva baku gula pereduksi yang telah dibuat sebelumnya. Satu unit aktivitas enzim diartikan sebagai 1 µg xilosa yang dihasilkan per menit per mL enzim.

Uji Kadar Protein
Larutan enzim sebanyak 2 mL ditambah 8 mL reagen Biuret dan 2 mL larutan kasein 5000 ppm, lalu dikocok dan diinkubasi pada temperatur 50 0C selama 30 menit. Setelah itu larutan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 545 nm. Kadar protein diketahui dengan memplotkan nilai absorbansi yang diperoleh pada persamaan regresi kurva baku kasein yang telah dibuat sebelumnya

Hasil dan Pembahasan

Waktu fermentasi merupakan waktu yang diperlukan oleh sel mikroba untuk mengubah substrat menjadi produk. Semakin lama waktu fermentasi maka semakin optimum sel mikroba dalam mengolah substrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu fermentasi optimum produksi xilanase dari Trichoderma viride menggunakan substrat kulit apel dan klobot jagung adalah 60 jam. Hasil dari penentuan kadar protein menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar protein hingga jam ke-60. kemudian terjadi penurunan hingga jam ke-96. Penurunan ini kemungkinan dikarenakan protein yang terbentuk digunakan oleh sel mikroba sebagai nutrisi. Ekstrak kasar xilanase dari Trichoderma viride yang menggunakan substrat klobot jagung mempunyai kadar protein rata-rata tertinggi pada jam ke-60. Peningkatan aktivitas dikarenakan jumlah xilanase yang diproduksi semakin tinggi sehingga gula pereduksi yang dihasilkan juga semakin tinggi yang menyebabkan aktivitasnya meningkat. Penurunan aktivitas kemungkinan dikarenakan xilanase telah rusak karena kerja protease yang sama-sama dihasilkan oleh Trichoderma viride. sehingga aktivitas ekstrak kasar xilanase yang dihasilkan dari substrat klobot jagung lebih tinggi daripada ekstrak kasar xilanase dari substrat kulit apel.

Penentuan Jenis Substrat Optimum 
Variasi jenis substrat pada produksi xilanase dari Trichoderma viride berpengaruh terhadap kadar protein dan aktivitas yang dihasilkan oleh ekstrak kasar xilanase. Jenis substrat yang paling baik untuk produksi xilanase dari Trichoderma viride menggunakan fermentasi semi padat adalah klobot jagung. 
uKadar protein ekstrak kasar dari Trichoderma viride yang ditumbuhkan pada substrat kulit apel lebih besar daripada yang ditumbuhkan pada substrat klobot jagung. 

Kesimpulan 
Waktu fermentasi dan variasi jenis substrat berpengaruh terhadap aktivitas dan kadar protein ekstrak kasar xilanase yang dihasilkan dari Trichoderma viride. Waktu fermentasi optimum adalah 60 jam, dengan aktivitas xilanase untuk substrat klobot jagung dan kulit apel berturut-turut sebesar 20, 875 U dan 20,653 U dan kadar protein untuk substrat klobot jagung dan kulit apel sebesar 14,6 mg/mL dan 15,725 mg/mL. Substrat yang baik untuk digunakan sebagai media fermentasi semi padat adalah klobot jagung. 


Daftar Pustaka 
uRichana N., Irawadi, T., Nur, A., dan Syamsu, K., 2008, Isolasi Identifikasi Bakteri Penghasil Xilanase serta Karakterisasi Enzimnya, Jurnal AgroBiogen 4(1):24-34. 2. 

uRichana N., 2002, Produksi dan Prospek Xilanase dalam Pengembangan Bioindustri di Indonesia, Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor, Buletin AgroBio 5(1):29-36. 3. 

uBadan Pusat Statistik, 2013, Tanaman Pangan, http: //www.Bps.go.id /tnmn_pgn, diakses 11 September 2013. 

u Indahwati, R., Hendrarto, B., dan Izzati, M., 2012, Keanekaragaman Arthropoda Tanah di Lahan Apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Universitas Diponegoro, Semarang. 

uDepartemen Teknik Kimia ITB, Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Teknik Fermentasi, ITB, Bandung. 

uAmir, I., Zahid, A., Yusuf, Z., Iqbal H., Aish, M., Muhammad, I., dan Sajid, M., 2011, Optimization of Cellulase Enzyme Production from Corn Cobs using Alternaria Alternata by Solid State Fermentation, Journal of Cell and Molecular Biology 9(2):51-56, Turkey. 

uHoda M.A., Abdel D.A., Sherif, Arafat B.E., 2012, Production of Xylanase by Aspergillus niger and Trichoderma viride using Some AgricultureResidues, docsdrive.com/pdfs/acade-micjournals/ijar/0000/38382-38382.pdf‎, diakses 19 September 2013.



karya ilmiah jurnal





Pembuatan Kitosan Makropori Menggunakan Ethylene Gylycol Diglycidly Ether( EGDE) Sebagai Cross-Linker dan Aplikasinya Terhadap Adsorpsi Methyl Orange

Penulis : Ika Siswati, Akhmad Sabarudin, Darjito 

Magdalena Praharani Surya Ningrum (41614010030) 

Karya Ilmiah 

Abstrak 
Kitosan makropori (CS-M) dipreparasi menggunakan EGDE sebagai cross-linker dan garam NaCl sebagai porogen. Kemampuan adsorpsi kitosan makropori terhadap zat warna methyl orange dipelajari melalui pengaruh pH dan variasi kitosan. Kemudian kitosan makropori dikarakterisasi menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) dan Spektrofotometer FT-IR. Adsorpsi terbesar dihasilkan pada variasi CS:EGDE 4 g : 240 mg yang dicapai pada pH 7 dengan waktu kontak 180 menit 

Pendahuluan 
Pada proses pewarnaan tekstil dihasilkan sekitar 24% zat warna dan 67% garam yang kemudian masuk ke lingkungan perairan sebagai limbah, senyawa azo adalah yang paling dominan. Methyl orange merupakan zat warna azo anionik yang paling banyak digunakan dalam industri. Zat-zat warna azo seperti methyl orange diketahui bersifat karsinogenik. Oleh karenanya, sebelum limbah dibuang ke lingkungan perlu dilakukan penanganan terlebih dahulu. Adsorpsi merupakan metode yang paling efektif dan murah untuk menghilangkan limbah zat warna seperti methyl orange. Adsorben yang banyak digunakan pada metode adsorpsi adalah kitosan. Kitosan merupakan senyawa biopolimer yang mengandung gugus amino dalam jumlah besar yang dapat terprotonasi yang memberikan konstribusi pada interaksi dengan zat warna organik seperti methyl orange. Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan pembuatan kitosan makropori menggunakan garam dapur NaCl sebagai porogen dan EGDE sebagai cross-linker untuk diaplikasikan pada adsorpsi methyl orange. Kondisi optimum adsorpsi kitosan makropori terhadap methyl orange dipelajari melalui pengaruh pH dan variasi komposisi CS:EGDE. 

Metode Penelitian 

Bahan : kitosan (Sigma-Aldrich), asam asetat glasial 100% (Sigma-Aldrich), garam dapur Refina (NaCl >99,25%) , padatan methyl orange, EGDE 50% (Sigma-Aldrich) , padatan NaOH (Sigma-Aldrich), HCl 37% (Sigma- Aldrich), dan air suling. 
Alat : motor rotari, pH meter (Schoot-Gerate tipe CG.820), neraca analitik (Ohaus tipe AR2130), oven, shaker (Edmund Buhler tipe SM 25), ayakan 60-100 mesh, stirer IKAMAG RH, SEM (Hitachi tipe TM 3000), Spektrofotometer FTIR-8400, Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu tipe UV 1601), cawan petri kaca, dan peralatan gelas. 

Prosedur 

Pembuatan Kitosan Makropori 

Kitosan makropori dipreparasi dengan menimbang 4g kitosan kemudian kemudian dilarutkan dengan larutan asam asetat:air (5%v/v) dalam gelas kimia 250 mL untuk menghasillkan larutan 4% (w/w). Larutan diaduk selama 1 jam kemudian didiamkan selama 24 jam kemudian ditambahkan dengan EGDE sebanyak x mg (x = 80, 160, 240) dan diaduk selama 1 jam. Campuran ditambahkan dengan 5g dapur NaCl. sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan stirer selama 1 jam. Larutan selanjutnya dituangkan ke dalam cawan petri kaca dan dibiarkan selama 10 jam. Campuran dievaporasi dalam oven pada temperatur 〖70〗^o C selama 5 jam. Selanjutnya kitosan makropori yang telah kering direndam dalam 10 mL larutan NaOH 1M selama 2 jam. Membran dicuci dengan air suling hingga bebas klorida. Kemudian dilakukan pengeringan kitosan makropori pada temperatur 110oC hingga diperoleh massa konstan. 


Adsorpsi Methyl Orange 
Larutan methyl orange 20 ppm diatur pada pH 3-8. Pengaruh pH pada adsorpsi methyl orange dapat diketahui dengan cara 0,2 g kitosan makropori ditambahkan ke dalam 100 mL larutan methyl orange dengan berbagai variasi pH, campuran dikocok dengan shaker selama 2 jam. Untuk menentukan konsentrasi zat warna, larutan diencerkan menjadi 4 ppm dan diukur serapannya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada λmax 462 nm. Penentuan waktu kontak pada adsorpsi methyl orange dilakukan dengan cara larutan methyl orange 20 ppm diatur pada pH 7 dan ditambahkan 0,2 g kitosan makropori. Campuran dikocok dengan shaker selama t menit. Pengaruh variasi kitosan:EGDE ditentukan melalui adsorpsi methyl orange oleh kitosan makropori dengan variasi komposisi CS:EGDE 4g : 80mg, 4g : 160mg, 4g : 240mg, adsorpsi dilakukan pada kondisi optimum pH 7 dan waktu kontak 180 menit. 

Hasil Dan Pembahasan 

Karakterisasi Kitosan Makropor 
Berdasarkan hasil karakterisasi CS-M dengan spektrofotometer FT-IR, diduga bahwa reaksi cross-linking kitosan dengan EGDE tidak hanya terjadi pada gugus amino (-NH2) dari kitosan saja, melainkan juga pada gugus hidroksil (-OH). 

Adsorpsi Methyl Orange pada Kitosan Makropori 
dilakukan pada berbagai parameter, diantaranya pH dan variasi CS:EGDE. Penentuan pH optimum adsorpsi methyl orange dilakukan pada variasi pH 3; 4; 5; 6; 7; dan 8 dengan waktu kontak selama 2 jam. pH optimum adsorpsi methyl orange menggunakan CS-M tercapai pada pH 7 dengan jumlah methyl orange yang teradsorpsi sebesar 61% (6,1 mg/g). yang memberikan persen adsorpsi terbesar adalah variasi CS-EGDE (4g : 240mg) dengan jumlah methyl orange yang teradsorpsi sebesar 88% (8,8 mg/g). Pada kasus ini diduga bahwa proses adsorpsi kecil kemungkinan dipengaruhi oleh interaksi elektrostatik, melainkan dipengaruhi oleh kesesuaian ukuran pori adsorben terhadap ukuran molekul methyl orange. Waktu kontak merupakan waktu yang dibutuhkan kitosan makropori untuk mengadsorpsi sejumlah tertentu zat warna methyl orange 

Kesimpulan dan Saran 

kesimpulan 
pH dan variasi komposisi CS:EGDE berpengaruh terhadap adsorpsi methyl orange pada kitosan makropori. Adsorpsi terbesar dihasilkan pada variasi kitosan:EGDE (4g:240mg) dengan jumlah teradsorpsi sebesar 88% (8,8 mg/g) di bawah kondisi optimum pH 7 dan waktu kontak 180 menit. 

saran 
Menurut saya pada praktikum ini dibutuhkan ketelitian dalam menganalisis karena dalam praktikum tersebut terdapat zat-zat berbahaya bagi lingkungan. Salah sedikit kita meneliti akan menimbulkan dampak negatif dan merugikan diri sendiri dan orang lain. 

Daftar Pustaka 
Kusumaningsih, T., Desi S.H., dan Yuni L., 2012, Pembuatan Mikrokapsul Kitosan Gel Tersambung Silang Etilen Glikol Diglisidil Eter (Psf-Egde-Cts) sebagai Adsorben Zat Warna Procion Red Mx 8b. ALCHEMY J. Penelitian Kimia, 8(1), Hal: 47-56. 

Kodom, T.,Etsri A., Gbandi, dan Limam M.B., 2012, Photocatalytic Discoloration of Methyl Orange and Indigo Carmine on TiO2 (P25) Deposited on Conducting Substrates: Effect of H2O2 and S2O82-, J. Chemical Technology, 4 (2), pp. 45-56. 

Saha, T.K., Nikhil C.B., Subarna K., Mahmooda G.A., Hideki I., dan Yoshinobu F., 2010, Adsorption of Methyl Orange onto Chitosan from Aqueous Solution, J. Water Resource and Protection, 2, pp. 898-906. 

Mallada, R. dan M. Menendez, 2008, Inorganic Membranes: Synthesis, Characterization and Applications, Elsevier B.V. ,Oxford, pp. 256. 

Chao, An-Chong, Shu-Huei Y., dan Guo-Syong C., 2006. Using NaCl Particles as Porogen to Prepare a Highly Adsorbent Chitosan Membranes. J. of Membrane Sci., 280, pp. 163-174 

Rakhmawati, E., 2007, Pemanfaatan Kitosan Hasil Deasetilasi Kitin Cangkang Bekicot sebagai Adsorben Zat Warna Remazol Yellow, Skripsi, Kimia MIPA UNS, Surakarta.